Kamus Digital Signalong bagi Disabilitas di Luncurkan oleh Unesa

Kami bekerja sama dengan Open University UK dan Kemendikbud untuk membuat kamus ini. Studi ini mencakup lebih dari anak tuna rungu. Namun, tuna grahita, tuna rungu, autis, dan anak-anak dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata semuanya mengalami masalah kognitif.
Menurut Dr. Sujarwanto, M.Pd, anggota tim peneliti kamus signalong Unesa, ada anak difabel yang tuli atau gangguan pendengaran yang menggunakan bahasa isyarat di seluruh dunia. Ada dua di Indonesia. Ini berarti bahwa Sistem Informasi Bahasa Indonesia (SIBI) menggunakan abjad, dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) menggunakan isyarat yang tidak berbasis huruf. Misalnya, ibu mengenakan anting-anting dan bapak mengenakan kumis. Bahasa isyarat signalong ini berbasis komunikasi, hanya dengan kata-kata.
Share It On: