03 Januari 2023, Memperingati Hari Berdirinya Perkumpulan Penyelenggaraan Pengajaran kepada Anak Tuli/Bisu
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/puid/thumbnail/0bd5754a-f889-42be-8001-bbbed1c0edf1.png)
Mengulik kisah berdirinya perkumpulan peyelenggara pengajaran kepada Anak Tuli-Bisu, Cikal bakal SLB-B Pertama di Indonesia.
Sekolah adalah salah satu
fasilitas yang menyediakan pengajaran bagi anak untuk memhami banyak
pengetahuan serta aspek-aspek kehidupan, umumnya anak yang bersekolah adalah
anak usia 3 tahun hingga usia 17 tahun, namun bagimana dengan peyandang
disabilitas? pada masa kolonial hindia belanda pembelajaran bagi disabilitas
sangat terbatas bahkan pada peyandang disabilitas yang merupakan anak dari
kalangan elit. Hal ini berlaku bagi seluruh peyandang disabilitas. Tidak
terkecuali pada pedanyang disabilitas pendengaran, jika dari fisik mereka
layaknya anak pada umumnya namun sesungguhnya kemampuan mereka dalam
berkomunikasi tentunya banyak mengalami hambatan.
Kemampuan berkomunikasi adalah
salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Namun bagi anak-anak dengan
hambatan pendengaran dan bicara, menjadi tantangan tersediri bagi mereka dalam
menghadapi cara berkomunikasi yang berbeda dengan teman dengar lainnya.
Keterbatasan dalam memahami serta berbicara dan mendengar menjadikan mereka
terasa mengisolasi diri mereka dari interaksi sosial serta pengalaman belajar
yang terbatas bagi mereka.
Hal ini menjadikan Ny. CM
Roelfsema Wesselink, istri dari seorang dokter ahli THT di Indonesia bernama
H.L Roelfsema. Rasa empatinya terhadap anak-anak dengan gangguan pendengaran
dan wicara membuat Ny, CM Roelfsema mendirikan perkumpulan penyelanggaran
pengajaran kepada anak Tuli Bisu pada tanggal 3 Januari 1930, tepatnya
dikediaman beliau di Jln. Riau No. 20 Bandung. Bangunan sekolah dan asrama bagi
penyandang Tuli dan Bisu pertama didikan, pada saat itu jumlah murid masih 6
orang.
Sekolah ini mengalami beberapa
perpindahan tempat, setelah di rumah Ny. Sm Roelfsema, dipindahkan ke Oude
Hosfitalweg No. 27 Bandung, tidak lama kemudian didatangkan dua orang guru ahli
dari Nederland yaitu Tuan DW. Blomink dan Nona E. Gudberg, yang kemudian Tuan
DW. Blomink diangkat menjadi direktur, berkat kebijakan Tn KAR Bosscha beliau
menyerahkan uang sebesar ƒ 50.000
kepada kota Praja Bandung pada waktu itu.
Gedung
sekolah resmi di buka pada tanggal 18 Desember 1933 di desa Cicendo, distik
bandung, kabupaten bandung. Dengan jumlah murid 26 orang, 6 diantaranya tinggal
di luar asrama. Pada masa penjajahan jepang sekolah perkumpulan mengalami
pemberhentinan, gedung sekolah di ambil alih oleh tentara jepang, setelah
jepang mengalami kelumpuhan gedung sekolah di kembalikan kepada perkumpulan, sehingga
pelaksaan pendidikan dapat dilakukan kembali, kementrian pendidikan dan
pengajaran mendatangkan kembali guru ahli dari nederrland , yaitu Jivan Dooran
dan Disusul Oleh Tn Van Derbek.
Sekolah
dan asrama perkumpulan mengalami banyak sekali pergantian nama dan perubahan
struktur lembaga, mulai dari LPATB, berubah menjadi Sekolah rakyat latihan luar
biasa hingga pada akhirnya tahun 1954 departemen pendidikan menetapkan lembaga
pendndikan untuk penyandang cacat di Indonesia dinakan sekolah luar biasa
(SLB). Dengan perubahan zaman dan dengan beberapa kali lembaga ini ada
perubahan nama, mulai dari SLB P3ATB ( Perkumpulan Penyelenggaraan Pengajaran
Anak Tuli Bisu ) berubah menjadi LPATB ( Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu )
kemudian berubah menjadi P3ATR ( Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak
Tuna Rungu ) dan berubah lagi menjadi YP3ATR ( Yayasan Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu) dan akhirnya di ubah kembali menjadi
SLBN-B Cicendo hingga sekarang. Sekolah ini merupakan sekolah luar biasa
pertama dan tertua di Indonesia bagi peyandang Tuli dan bisu.
Sekolah
dan asrama perkumpulan penyelenggara pengajaran Anak Tuli dan Bisu yang saat
ini menjadi SLBN-B Cicendo merupakan saksi bisu bagaimana perjuangan para
pejuang pendiri seekolah bagi penyandang disabilitas khususnya pada penyandang
gangguan pendengaran dan wicara, Upaya gigih dan komitmen para pendiri serta dukungan
pemerintah dan masyarakat, menjadikan penyandang hambatan pendengaran dan
Wicara mampu memiliki akses yang setara pada pendidikan dan kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan potensi mereka. Selamat hari berdirinya perkumpulan
peyelenggaraan pengajaran kepada anak Tuli dan Bisu Tahun 2022. Semoga hari ini
menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjujung ketesetaran pendidikan
bagi disabilitas di Indonesia.
Share It On: