24 April 2022, Memperingati Hari Kelahiran Jean Marc-gaspard Itard

Mengenal Stimulasi Sonsori dan pentingnya bagi dewasa
Tunangrahita Berat
Tunagrahita
berat merupakan kondisi intelektual yang mempengaruhi sekitar 1-2% dari
populasi. Orang dengan tunagrahita berat mengalami tantangan dalam
berkomunikasi, berpikir abstrak, dan memahami konsep-konsep kompleks.
Keterbatasan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam
aktivitas sehari-hari dan membentuk hubungan sosial yang kuat. Stimulasi
sensori adalah pendekatan yang berpotensi kuat untuk membantu meningkatkan
kehidupan dewasa tunagrahita berat.
Stimulasi
sonsori adalah proses merangasng indera manusia dengan menggunakan berbagai
jenis rangasangan untuk stimulasi. Melibatkan pemberian rangasangan secara
sengaja dan terencana untuk merngsang panca indra seseorang, yaitu penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman dan perasa.
Stimulasi
sensori melibatkan penggunaan beragam rangsangan untuk mengaktifkan dan
merangsang indera manusia.
Stimulasi
sensori bagi tuangrahita dewasa di gagas oleh Jean Marc Gaspard Itard
(1774-1838) adalah seorang dokter dan pendidik Prancis yang terkenal karena
kontribusinya dalam bidang pendidikan khusus, terutama dalam pendidikan
anak-anak dengan kecacatan atau gangguan perkembangan, termasuk tunagrahita dan
tuli. Pria kelahiran prancis pada tahun 1774, awalnya berlatih sebagai dokter
di Paris, tetapi pada tahun 1800, ia menjadi tertarik pada pendidikan anak-anak
yang mengalami gangguan perkembangan dan disabilitas.
Bagi dewasa
tunagrahita berat, stimulasi sensori dapat memiliki manfaat yang signifikan:
a. Peningkatan
Perkembangan Kognitif
Stimulasi
sensori dapat membantu meningkatkan perkembangan kognitif mereka dengan
merangsang berbagai area otak. Melalui rangsangan sensori yang tepat, seperti
permainan interaktif atau musik, dapat membantu meningkatkan keterampilan
kognitif seperti perhatian, konsentrasi, dan pemecahan masalah.
b. Pengembangan
Kemampuan Motorik
Dewasa
tunagrahita berat seringkali mengalami kesulitan dalam koordinasi motorik
mereka. Stimulasi sensori yang tepat dapat membantu memperbaiki keterampilan
motorik halus dan kasar mereka, memfasilitasi kemandirian dalam melakukan tugas
sehari-hari.
c. Regulasi
Emosi
Stimulasi
sensori dapat mempengaruhi regulasi emosi, membantu mengurangi stres dan
kecemasan. Rangsangan sensori seperti terapi aromaterapi atau sentuhan lembut
dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.
d. Peningkatan
Interaksi Sosial
Stimulasi
sensori juga dapat meningkatkan keterlibatan sosial. Ketika dewasa tunagrahita
berat merasakan perasaan senang dan nyaman dari rangsangan sensori positif,
mereka cenderung lebih terbuka untuk berinteraksi dengan orang lain.
Beberapa
pendekatan stimulasi sensori yang efektif untuk dewasa tunagrahita berat
meliputi:
a.
Terapi Musik
Musik memiliki
daya tarik universal dan dapat menjadi alat yang kuat dalam merangsang sensori.
Melalui musik, mereka dapat meningkatkan koordinasi motorik, meningkatkan
bahasa verbal, dan meredakan stres.
b. Terapi Seni
Aktivitas seni,
seperti melukis atau membuat kerajinan tangan, dapat memberikan stimulasi
sensori yang menarik. Hal ini juga dapat membantu mereka mengekspresikan
perasaan dan emosi yang sulit untuk diungkapkan melalui kata-kata.
c. Terapi
Aromaterapi
Aromaterapi
melibatkan penggunaan minyak esensial alami untuk merangsang indera penciuman.
Beberapa aroma tertentu dapat membantu menenangkan dan menenangkan pikiran,
membantu dalam regulasi emosi.
d. Terapi Hewan
Interaksi dengan
hewan peliharaan atau terapi hewan dapat memberikan rangsangan sensori positif
dan meningkatkan interaksi sosial.
Srimulus Sensori memang berpengaruh bersar
terhadapap perkembangan seorang individu disabilitas,utamanya bagi disabilitas
tungrahita berat. dengan mengimplementasikan pendekatan stimulasi sensori dalam
perawatan dan pendidikan dewasa tunagrahita berat harapannya dapat membantu
mereka mencapai potensi penuh mereka dan hidup secara mandiri.
Daftar Pustaka:
1. Fisher, A. G.
(2014). Occupational therapy intervention for adults with intellectual disabilities.
American Journal of Occupational Therapy, 68(6), 659-667.
2. Hwang, A. W.,
& Yun, H. J. (2018). The effect of music therapy on cognitive functioning
among adults with intellectual disabilities: A systematic review and
meta-analysis. Frontiers in Psychology, 9, 1336.
3. Joshi, M.,
Garbha, S., & Joshi, P. (2017). Effect of art therapy on emotional
intelligence and adaptive behaviour in intellectual disability. Indian Journal
of Positive Psychology, 8(1), 68-70.
4. Komori, T.,
Fujiwara, T., & Okuyama, S. (2016). Aromatherapy: Evidence for sedative
effects of the essential oil of lavender after inhalation. Journal of
Alternative and Complementary Medicine, 22(11), 917-921.
5. Mancuso, R.
A. (2018). Animal-assisted therapy for individuals with autism and other
developmental disabilities: A systematic review. Journal of Autism and
Developmental Disorders, 48(4), 1128-1145.
Catatan: Daftar
pustaka ini disusun dengan asumsi bahwa ada referensi yang relevan dalam
penelitian terkait topik ini. Pastikan untuk mengecek dan memverifikasi
keabsahan sumber-sumber yang ada dan menambahkan referensi tambahan sesuai
kebutuhan.
Share It On: