UNESA dan UGM Berbagi Penguatan Program dan Pelayanan Ramah Disabilitas

puid.unesa.ac.id, Surabaya 5 Juni 2024 — Pimpinan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pertemuan untuk berbagi pengalaman dalam penguatan tata kelola lembaga ramah disabilitas. Pertemuan ini berlangsung pada Rabu, 5 Juni 2024, di Ruang Rapat, lantai 9, Rektorat, Kampus 2 Lidah Wetan.
Koordinator Bidang Layanan Keprotokolan Sekretariat UGM, Haryanto, S.E., M.M., mengungkapkan bahwa UGM giat memperkuat program ramah disabilitas. Oleh karena itu, pihaknya ingin berbagi pengalaman dengan perguruan tinggi yang memiliki keunggulan di bidang ini, salah satunya UNESA.
"Pertemuan ini penting untuk saling berbagi pengalaman di bidang disabilitas. Pengalaman teman-teman UNESA dapat memperkuat layanan disabilitas kami di UGM," ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNESA, Dr. Martadi, M.Sn., berharap diskusi ini dapat memberikan ide-ide baru yang dapat diadopsi untuk memperkuat layanan disabilitas di kedua kampus.
"Kami sangat senang bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang peningkatan kualitas layanan disabilitas. Kami percaya bahwa kolaborasi antar perguruan tinggi dapat meningkatkan kualitas layanan bagi mahasiswa penyandang disabilitas di Indonesia," tambahnya.
Guru besar bidang manajemen pendidikan khusus UNESA, Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd., menjelaskan bahwa selain program layanan, UNESA juga memiliki berbagai inovasi di bidang disabilitas.
UNESA telah meluncurkan Disability Inclusion Metrics (UNESA-DIMETRIC) sejak 2022, yang diikuti oleh berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Selain itu, civitas academica UNESA mengembangkan berbagai aplikasi di bidang disabilitas, seperti EasyIndo untuk membantu komunikasi masyarakat dengan hambatan komunikasi, dan aplikasi Guru Inklusi untuk self-assessment pengalaman guru dalam mengelola pembelajaran inklusif. Ada juga Inclupedia untuk asesmen dan konsultasi terkait disabilitas.
Direktur Disabilitas UNESA, Dr. Wagino, M.Pd., menambahkan bahwa UNESA memiliki banyak kerja sama dengan mitra luar negeri, seperti Open University, UK. Kerja sama ini telah menghasilkan terobosan seperti Signalong Indonesia atau sistem bahasa isyarat yang kini tersedia dalam bentuk Kamus Digital Bahasa Isyarat.
"Kami juga memiliki layanan atau program yang menghubungkan lulusan atau angkatan kerja disabilitas dengan dunia kerja, serta inovasi berbasis teknologi asistif seperti Virtual Reality untuk Program Bina Gerak Anak Cerebral Palsy tipe Spasial," jelasnya.
Selain diskusi, tim PPID UGM diajak melihat fasilitas UNESA, seperti ruang belajar ramah disabilitas, perangkat teknologi bantu, serta sistem dukungan akademik dan non-akademik bagi mahasiswa penyandang disabilitas.
Pertemuan ini juga membahas harapan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM untuk bekerja sama dengan UNESA. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan Humas UGM, serta tim Biro Hukum dan Organisasi, Kantor Administrasi Fakultas/Sekolah, hingga tim sekretariat UGM. Mereka disambut oleh Wakil Rektor Bidang IV UNESA, serta jajaran direktur, dekan, kepala lembaga, kasubdit, dan kepala unit selingkung UNESA.
Share It On: